Dalam manajemen Facebook, Sandberg memegang peranan penjualan, pengembangan bisnis, kebijakan publik, dan komunikasi. Namun salah satu aspek yang menjadi fokusnya adalah pertumbuhan internasional sehingga dapat meningkatkan performa Facebook secara global.
Bagaimana caranya? Dia membuat situs tersebut tersedia dalam beberapa bahasa dunia, Facebook versi Jerman dan Perancis. Sebelumnya Facebook juga tersedia dalam bahasa Spanyol. Kini Facebook tersedia lebih dari 21 bahasa.
Dalam tampilan Facebook, Sanberg berusaha membuat fitur-fitur yang lebih terkesan sosial (ajang bergaul). Facebook mengenalkan The Facebook Connect Service, sebuah fitur yang memudahkan para penggunanya untuk mengakses situs lainnya sehingga memudahkan aktivitas online, seperti membaca berita, dan melihat video.
“Semua orang mencari cara bagaimana situs online mereka lebih sosial. Mereka dapat membuat kemampuan berkomunikasi dengan cara mereka sendiri,” ungkap Sandberg.
Facebook juga telah memiliki lebih dari 280 ribu aplikasi yang bisa dipakai pada dan disebarluaskan melalui kontak yang ada. Facebook yang merupakan situs tersibuk keempat di dunia.
Dengan berbagai fitur dan inovasi yang dikembangkan, menurut Sandberg, otomatis pertumbuhan iklan juga bakal melonjak. Dia menciptakan sebuah tren beriklan di situs jejaring sosial yang menjadi acuan bagi pengekornya. “Dengan demikian, bukan lagi Facebook yang mencari iklan, tetapi Facebook-lah media yang paling dicari para pengiklan,” cetusnya. Keuntungan Facebook pada tahun lalu diperkirakan mencapai USD235 juta.
Selain iklan, Sandberg juga sangat terampil dalam mengolah Facebook sebagai magnet bagi para investor yang ingin menanamkan investasinya ke perusahaan jejaring sosial terbesar di dunia itu. “Banyak investor yang tertarik berinvestasi bersama kami. Kami selalu membuka kesempatan itu,” paparnya pada The New York Times.
Kini anggota Facebook mencatat rekor terbaru memperoleh lebih dari 120 juta orang anggota di seluruh dinia. Penambahan jumlah anggota tersebut merupakan rekor terbanyak selama tiga tahun terakhir. “Padahal Juli yang lalu anggota kami masih berada di angka 90 juta,” kata Sandberg dikutip Washington Post.
Semua berawal pada Maret lalu, Facebook berhasil menggaet salah satu jajaran pengambil keputusan Google, Sandberg, untuk bergabung di situs jejaring sosial tersebut sebagai COO. Sandberg akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai wakil direktur penjualan dan operasional global di Google.
Sandberg sendiri lama berkiprah di Google. Bersama-sama dengan Marissa Meyer, mereka berdua sering disebut-sebut sebagai Duo Ratu Sillicon Valley yang memiliki peran amat fundamental bagi meroketnya dominasi Google dalam jagat online global. Tak ayal, atas prestasi dan kemampuan yang dicapai Sandberg, pada tahun lalu, dia dinobatkan sebagai 50 perempuan berpengaruh versi Majalah Fortune. Dia paling muda sendiri di antara jajaran perempuan berprestasi itu.
Kemapanan bukan berarti pelabuhan terakhir. Sandberg memutuskan untuk bergabung dengan Facebook dalam pengelolaan pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan bisnis dan operasional Facebook sehari-harinya. “Saya telah banyak mendapatkan pelajaran ketika saya bekerja di Google dan saya suka bekerja dengan orang-orang di sana. Namun saya juga sangat menginginkan kesempatan yang diberikan Facebook kepada saya saat ini,” ujar Sandberg seperti dikutip AFP.
Sandberg juga memandang Zuckerberg sebagai pengusaha yang berbeda. Dia tertarik bergabung dengan Facebook yang mampu menawarkan cara baru menyatukan orang di seluruh dunia melalui teknologi. “Melalui Facebook, persaudaraan antara sesama bakal tercipta hingga membuat perubahan bagi masyarakat,” kata istri David Goldberg, penilai resiko pada Benchmark Capital.
Karena kehebatan Sandberg tersebut, membuat sang pendiri Facebook terpesona. Sang pendiri Mark Zuckerberg mumbujuknya untuk keluar dari Google, serta bergabung untuk membesarkan Facebook agar kian berkibar. Akhirnya, dia menjadi orang nomer dua di Facebook setelah sang pendiri Mark Zuckerberg. Sandberg yang dikenal melankolis ini punya peran besar dalam pengelolaan Facebook.
Sandberg pun dikenal sebagai eksekutif yang memiliki kharisma. Dia menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang penuh cinta tetap tegas dengan tujuan membimbing dan memerintah pada saat yang sama sehingga meminimalisir kesalahan.
Sandberg bercerita tentang dirinya sendiri dalam sebuah artikel Newsweek. Dia mengaku mengawali karir bekerja di World Bank dengan proyek di India. Kemudian, dia juga mendapatkan pengaruh dan pengalaman bekerja sama dengan Larry Summers di Departemen Keuangan. Pengaruh orientasi dan manajemen berhasil dikupas Sandberg saat bekerja bersama Sergey Brin, Larry Page, dan Eric Schmidt di Google.
“Saya memiliki pengalaman bekerja sama dengan orang-orang yang mampu mengambil keputusan yang tepat, dan investasi untuk membawa perubahan pada dunia. Saya bekerja bersama dengan orang-orang yang menjadikan dunia sebagai tempat lebih baik,” katanya. Karena mereka itulah, menurut Sandberg, memicu dirinya untuk mampu mengorganisir sebuah organisasi menjadi lebih besar, dan besar.
Sandberg juga disebut sebagai kandidat menteri keuangan atau perdagangan di masa depan. Selain pengalamannya di dunia swasta, dia juga pernah bekerja bersama Larry Summers ketika menjabat menteri keuangan di era Bill Clinton.
Ketika itu, Sandberg mendapatkan pengetahuan dan masuk dalam lingkaran pengambil keputusan dalam bidang ekonomi. Dia mengetahui seluk beluk hutang internasional dan permasalahan ekonomi negara-negara berkembang.
Sandberg juga memiliki kedekatan dengan profesor yang membimbingnya kuliah di Universitas Harvard, Larry Summers. Summers kini ditunjuk Presiden terpilih AS Barack Obama sebagai penasehat ekonomi. Media-media AS pun melaporkan ada kemungkinan Sandberg akan diajak Summers mengurus ekonomi Negeri Paman Sam itu di Gedung Putih.
Sejujurnya Summers tetap memuji Sandberg sebagai figur yang mampu membantu merealisasikan inspirasi jenius. Summers juga dikenal sebagai mentor Sandberg ketika kuliah hingga saat ini. Summers mengatakan, dia sedang mendidik calon pakar ekonomi andalan Amerika di masa kini dan mendatang.
Sementara ketika disinggung mengenai strategi dalam berkarir? Sandberg mengatakan dalam berkarir harus memperhatikan impian jangka panjang dan rencana satu – dua tahun kedepan. Dia mengatakan, mimpi jangka panjang mengantarkan Anda untuk bekerja dengan pencapaian maksimal. Selanjutnya, menurut dia, rencana jangka pandek membuat Anda bisa belajar dan mengerti tentang pekerjaan yang dilakukan.
“Ketika Anda mencoba untuk merencanakan setiap langkah, Anda akan kehilangan kesempatan. Saya percaya jika Anda membuka kesempatan dan menghargai orang lain yang berbagi impian dengan anda, maka pencapaian akan datang dengan sendirinya,” ujar alumni Harvard Business School. (More Carefree with - ahm)